Tahajud diambil dari kata hujud yang artinya tidur di malam hari, tetapi
digunakan pola tafa'ul untuk menunjukkan arti menjauhi tidur. Orang yang
tahajud adalah orang yang menjauhi tidur dan bangun di malam hari. Shalat
tahajud hukumnya sunah muakaddah (sunah yang mendekati wajib).
Diriwayatkan dari Al-Azhari, orang yang tahajud adalah orang yang bangun tidur untuk melakukan shalat, demikianlah yang diriwayatkan oleh Al-Wahidi.
Tahajud dibatasi dengan bangun tidur sebagaimana dikatakan Mujahid, Alqamah dan Al-Aswad. Mereka berkata, bahwa tahajud adalah setelah tidur.
Diriwayatkan dari Al-Azhari, orang yang tahajud adalah orang yang bangun tidur untuk melakukan shalat, demikianlah yang diriwayatkan oleh Al-Wahidi.
Tahajud dibatasi dengan bangun tidur sebagaimana dikatakan Mujahid, Alqamah dan Al-Aswad. Mereka berkata, bahwa tahajud adalah setelah tidur.
Adapun shalat malam (qiyamulail) waktunya adalah setelah shalat Isya hingga terbit fajar, jika dilakukan di bulan Ramadhan disebut tarawih dan jika dilakukan tengah malam setelah bangun tidur disebut tahajud.
Sebagian ulama berkata jika seseorang tidur di awal malam kemudian bangun dan menunaikan shalat, maka dituliskan baginya bahwa ia telah melakukan tahajud.
Ismail meriwayatkan dari Ishaq dari hadits Hajaj bin Umar sahabat Nabi SAW bahwa dia berkata, apakah seorang di antara kamu mengira bahwa jika dia menunaikan shalat sepanjang malam, dia telah melakukan tahajud!.
Sesungguhnya shalat tahajud adalah shalat setelah bangun tidur, shalat setelah bangun tidur, dan shalat setelah bangun tidur, demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah.
1. Keutamaan Shalat Tahajud
§ Terdapat dalam firman Allah QS
17:79 : "Pada
malam hari hendaklah engkau shalat tahajud (shalat malam) sebagai tambahan
bagimu, mudah-mudahan Tuhan memberi engkau kedudukan (maqam) yang
terpuji."
§
Sabda Rasulullah SAW, dari Abu Hurairah r.a : "Tatkala Nabi SAW,
ditanya orang : apakah shalat yang lebih utama selain dari shalat fardhu yang
lima, jawab Beliau: "Shalat tengah malam." (Riyawat Muslim
dan lainnya)
§
Orang yang membiasakan mengerjakannya adalah orang yang berbuat baik
dan berhak mendapat kebaikan dan rahmat Allah (QS 56:15-18)
§
Orang yang membiasakan mengerjakannya adalah golongan hamba-Nya yang
berbakti (QS 25: 63-64)
§
Allah SWT memberi kesaksian bahwa mereka beriman kepada ayat-ayatnya
(QS 32:15-17)
(QS 32:15-17)
§
Allah SWT menolak menyamakan mereka dengan orang-orang yang tidak
memiliki sifat seperti mereka (QS 39:9)
§
Menjadi sabar dan kokoh iman (QS 76:24-26)
2. Adab Shalat Tahajud
2. Adab Shalat Tahajud
§
Berniat melakukannya sebelum tidur.
§
Berusaha menghapus rasa kantuk setelah bangun tidur lalu berwudhu.
§
Membaca doa
§
Memulainya dengan dua rakaat ringan, kemudian shalat sesudahnya
beberapa rakaat saja.
Nabi SAW bersabda: "Jika salah satu diantara kalian melakukan shalat malam, hendaknya memulainya dengan 2 rakaat yang ringan." (Riwayat Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
Nabi SAW bersabda: "Jika salah satu diantara kalian melakukan shalat malam, hendaknya memulainya dengan 2 rakaat yang ringan." (Riwayat Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
§
Apabila masih mengantuk tinggalah shalat sehingga hilang rasa
kantuknya.
§
Tidak memaksakan diri/menyesuaikan sesuai kemampuan diri kita.
3. Waktu dan Cara
Shalat Tahajud
Waktu yang paling utama melakukan shalat
tahajud (shalat malam) adalah setengah malam terakhir atau sepertiga malam
terakhir. Waktu tersebut lebih utama daripada awal malam sebagaimana disebutkan
dalam hadits, sesungguhnya Nabi SAW ditanya bagian malam mana yang paling di
dengar doanya? Beliau bersabda : "Tengah malam terakhir, shalatlah
sesukamu." Riwayat Tarmidzi.
Caranya :
- 2 x 4 rakaat + witir, yaitu setiap 4 rakaat 1 kali salam, ditambah dengan witir 3 rakaat 1 kali salam.
- 4 x 2 rakaat + witir, yaitu setiap 2 rakaat 1 kali salam, ditambah dengan witir 3 rakaat 1 kali salam.
Nabi SAW biasa melakukan shalat tahajud sebelas rakaat.
Rasulullah SAW bersabda: "Shalat malam itu dua-dua, jika takut masuk subuh shalatlah witir satu rakaat sebagai penutup shalat tahajud." (HR. Bukhori dan Muslim)
Dari Abu Ayyub: " Berkata Nabi SAW: "Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima kerjakanlah; siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah; dan siapa yang suka mengerjakan satu, kerjakanlah." (Riwayat Abu Dawud dan Nasai)
4. Pengaruh Shalat Tahajud dalam Kehidupan
- Bagi Rasulullah dan para sahabat, shalat malam diperlukan untuk menguatkan ruhani guna
persiapan menerima wahyu dan menghadapi
tantangan berat dalam melaksanakan dakwah.
- Shalat tahajud dan membaca
Al-qur'an merupakan bekal ruhani yang penting bagi seseorang
muslim
- Generasi muslim yang taat
beribadah dan suka melaksanakan ibadah sunah adalah generasi
harapan Islam yang akan membuat Islam
kembali berjaya.
-
Mendapat ketenangan dalam hidup
bila dikerjakan dengan ikhlas.
-
Dapat meningkatkan ketahanan tubuh.
Wallahua'lam bishowab.
Wallahua'lam bishowab.
By: Juswantini
Ismi
- Fiqih Islam (H. Sulaiman Rasjid)
- Eramuslim.com
- Eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar